Sabtu, 12 Mei 2012

PERKEMBANGAN HADITS PADA MSA SAHABAT, TABI’IN DAN PEMALSUAN HADITS

A. HADITS PADA MASA SAHABAT
1. Hadis pada Masa Khulafa al-Rasyidin
Periwayatan hadis pada masa Abu Bakar dan Umar bin Khattab masih terbatas disampaikan kepada yang memerlukan saja, belum bersifat pengajaran resmi. Demikian juga penulisan hadis.
Periwayatan hadis begitu sedikit dan lamban. Hal ini disebabkan kecenderungan mereka untuk membatasi atau menyedikitkan riwayat (Taqlil al-Riwâyah), di samping sikap hati-hati dan teliti para sahabat dalam menerima hadis.
Ali bahkan hanya mau menerima hadis perorangan jika orang tersebut bersedia disumpah. Pada masa ini muncul sektarianisme yang bertendensi politis menimbulkan perbedaan pendapat dan pertentangan, bukan saja dalam bidang politik dan pemerintahan, tapi juga dalam ketentuan-ketentuan keagamaan.
2. Metode Sahabat dalam Menjaga Sunnah Nabi SAW.
a. Kehati-hatian dalam meriwayatkan hadis. Seperti :
Metode Abu Bakar dan Umar dalam menyelesaikan ketentuan hukum adalah mengembalikan permasalahan pada Al-Qur’an. Jika tidak menemukannya, maka ia bertanya pada sahabat lain : ‘Apakah ada yang mengetahui bahwa Rasul pernah memutuskan perkara seperti itu?
Pada masa Khulafa al-Rasyidin, cenderung membatasi atau menyedikitkan riwayat (Taqlil al-Riwâyah).
Seusai meriwayatkan hadis, mereka akan mengatakan نحو هذا , كما قال atau kata yang sejenisnya.
b. Kecermatan (selektif) sahabat dalam menerima riwayat.
c. Jaminan akan kesahihan riwayat dan kapasitas pembawanya.
d. Mencari hadis dari perawi lain dan meminta kesaksian selain periwayat.
3. Cara Meriwayatkan Hadis
Periwayatan Lafzi - redaksinya - matannya persis seperti yang diwurudkan Rasul. Sahabat yang paling terkenal meriwayatkan dengan lafzi adalah Abdullah bin Umar.
Periwayatan Maknawi, periwayatan hadis yang matannya tidak persis sama dengan yang dari Rasul akan tetapi isi/makna akan tetap terjaga secara utuh, sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Rasul tanpa ada perubahan sedikitpun.
B. HADITS PADA MASA TABI’IN
1. Hadits pada masa tabi’in
Para tabi’in memperoleh hadits dari para sahabat. Mereka berbaur dan mengenal segala sesuatu dari para sahabat dan mereka juga membawa sebgaian besah hadis Rasul dan para sahabat. Mereka benar-benar mengetahui kapan para sahabat melarang penulisan hadis dan kapan mereka memperbolehkannya. Mereka benar-benar mengambil teladan dari para sahabat yang merupakan generasi pertama yang membwa Alquran dan hadis. Karena alasan-alasan yang menyebabkankhulafaurrasyidin dan para sahabat lain melarang penulisan hadis sama dengan alasan-alasan yang menjadi pertimbangan para tabi’in dalam pelarangannya, sehingga semua mengacu pada titik yang sama. Para tabi’in akan melarang penulisan al-Sunnah bila alasan-alasan itu ada dan akan menyepakati kebolehan penulisannya ketika alasan-alasan itu hilang ataupun bahkan meyoritas mereka menganjurkannya.
C. MUNCULNYA PEMALSUAN HADITS
Pergolakan politik yang terjadi pada masa sahabat, setelah terjadinya perang jamal dan perang shiffin, yaitu ketika kekuasaan dipegang oleh Ali bin Abi Thalib. Akan tetapi akibatnya cukup panjang dan berlarut-larut
terpecahnya umat islam ke dalam beberapa kelompok yaitu;pertama: golongan Syi’ah, pendukung ‘Ali bin Abi Thalib.Kedua: golongan khawarij, penentang Ali dan Mu’awiyah,ke tiga: golongan jama’ah yang tidak mendukung kedua golongan di atas.
Terpecahnya umat Islam menjadi beberapa golongan tersebut didorong akan adanya keperluan dan kepentingan golongan masing-masing. Mereka mendatangkan keterangan dan hujjah untuk mendukungnya dengan beberapa cara, yaitu:
a. Mereka mencari ayat-ayat Alquran dan hadits yang dapat dijadikan hujjah.
b. Apabila mereka tidak menemukannya, mereka menakwilkan ayat Alquran
dan menafsiri hadits-hadits sesuai dengan golongannya.
c. Langkah terakhir, apabila mereka tidak mendapatkannya dari kedua
sumber tersebut, maka mereka memalsukan hadis-hadis,
Yang mula-mula melakukan pekerjaan sesat ini adalah golongan Syi’ah, sebagaimana, diakui Ibn Ali al-Hadid, seorang ulama Syi’ah dengan mengatakan bahwa asal mula timbulnya hadis yang menerangkan keutamaan pribadi-pribadi adalah dari golongan syiah sendiri.
Dengan memperhatikan keterangan tersebut, dapat diketahui bahwa kota yang mula-mula mengembangkan hadis-hadis palsu adalah baghdad, karena kaum syi’ah berpusat di sana. Bahkan al-Zuhri, seorang tabi’in berkata: “hadis keluar dari sejangkal, lalu kembali kepada kami sehasta”, sehingga tidak aneh jika Imam Malik menamakan Baghdad dengan pabrik hadis palsu.
Mulai saat itu, terdapat hadits-hadits yang shahih dan hadis-hadis yang palsu, tetapi di lain pihak terdapat golongan yang menentang orang-orang yang yang suka membuat hadis palsu, dengan membedakan mana hadis yang shahih dari hadis yang palsu. Mereka melakukan penelitian mengenai segala hal yang berkaiatan dengan hadits Nabi SAW, baik secara riwayat maupun dirayat dan menetapkan aturan-aturan yang tetap agar hadis dapat selamat sampai ke tangan penerusnya. Cara-cara ulama dalam menjaga hadis, yaitu dengan adanya keharusan menyebutkan sanad, mengadakan perlawatan mencari hadis dan berhati-hati dalam menerimanya, mengadakan penelitian terhadap orang-orang yang diduga sering membuat hadis palsu dan memerangi mereka, menjelaskan keadaan perawi dan menetapkan kaidah-kaidah untuk dapat mengetahui hadis- hadis palsu.
Dari pergolakan politik seperti di atas, cukup memberikan pengaruh
terhadap perkembangan hadits berikutnya, yaitu;
1. Pengaruh yang langsung dan bersifat negatif, ialah dengan munculnya
hadis-hadis palsu (maudhu) untuk mendukung kepentingan politiknya
masing-masing kelompok dan untuk menjatuhkan posisi lawannya.
2. Pengaruh positifnya ialah, lahirnya rencana dan usaha yang mendorong diadakannya kodifikasi hadis, sebagai upaya penyelamatan dari pemusnahan dan pemalsuan, sebagai akibat dari pergolakan politik tersebut.
D. KODIFIKASI HADIS
Dalam fakta sejarah, di masa sahabat belum ada pembukuan hadis secara resmi yang diprakarsai pemerintah, padahal peluang untuk membukukan hadits terbuka. Umar bin Khattab pernah berfikir membukukan hadits, ia meminta pendapat para sahabat, dan disarankan membukukannya. Setelah Umar bin Khattab istikharah sebulan lamanya ia membatalkan rencana tersebut.
Pada masa tabi’in wilayah islam bertambah luas. Perluasan daerah tersebut diikuti dengan penyebaran ulama untuk menyampaikan ajaran ilsam di daerah- daerah, termasuk ulama hadis. Penyebaran hadis disesuaikan dengan kekuatan hafalan masing-masing ulama itu sendiri, sehingga tidak merata hadis yang dimiliki ulama hadis. Maka kondisi tersebut sebagai alasan kodifikasi hadis.
Kodifikasi ini disinonimkan dengan tadwin al-hadis tentunya berbeda dengan penulisan hadis kitabah al-hadis. Tadwin al-hadis mempunyai makna “penulisan hadits Nabi ke dalam suatu buku (himpunan, dan susunan) yang pelaksanaanya dilakukan atas legalitas yang berlaku umum dari lembaga kenegaraan yang diakui masyarakat. Sedangkan Kitabah al-Hadits itu sendiri asal mulanya merupakan hasil kesaksian sahabat Nabi terhadap sabda, perbuatan, taqrir, dan atau al-ihwal Nabi kemudian apa disaksikan oleh sahabat itu lalu disampaikannya kepada orang lain, dan seterusnya, baik secara lisan maupun tulisan. Jadi belum merupakan kodifikasi, akan tetapi baru merupakan tulisan- tulisan-tulisan atau catatan-catatan pribadi. Sedangkan perbedaan-perbedaan antara kodifikasi hadis secara resmi dari penulisan hadis adalah sebagai berikut:
1. Kodifikasi hadis secara resmi dilakukan oleh suatu lembaga administratif
yang diakui masyarakat, sedang penulisan hadis dilakukan oleh perorangan.
2. Kegiatan kodifikasi hadis tidak hanya menulis, tapi juga mengumpulkan,
menghimpun, dan mendokumentaskannya.
3. Tadwin hadis dilakukannya secara umum, yang melibatkan segala perangkat yang dianggap berkompeten terhadapnya, sedang penulisan hadis dilakukan oleh orang-orang tertentu.


E. PERAN UMAR BIN ABDUL AZIZ DALAM KODIFIKASI
Secara resmi berdasarkan perintah khalifah, dengan melibatkan beberapa personil, yang ahli dalam khalifah, dengan melibatkan beberapa personil yang ahli dalam masalah ini. Bukan dilakukan secara perorangan atau untuk kepentingan pribadi, seperti terjadi pada masa-masa sebelumnya.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz melalui instruksi kepada Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm (Gubernur Madinah) dan para ulama Madinah agar memperhatikan dan mengumpulkan hadis dari para penghafalnya. Di antara isntruksinya kepada para ulama Madinah:
“perhatikan atau periksalah hadits-hadits Rasulullah, kemudian himpunlah ia”

Demikian juga surat khalifah yang dikirim kepada Ibnu Hazm (wafat

“Tulislah kepadaku apa yang tetap padamu dari pada hadits Rasulullah,
sesungguhnya aku khawatir hilangnya ilmu dan wafatnya para ulama.
Khalifah menginstruksikan kepada Abu Bakar ibn Muhammad bin Hazm agar mengumpulkan hadis-hadis yang ada pada Amrah binti Abdurrahman al- Anshari (wafat 98H) murid kepercayaan siti ‘Aisyah. Dan alQasim bin Muhammad bin Abi Bakar (wafat 107H). instruksi yang sama ia tunjukkan pula kepada Muhammad bin Syihab Al-Zuhri (wafat 124H), yang dinilainya sebagai orang yang lebih banyak mengetahui hadis dari pada yang lainnya. Peranan para ulama hadis, khususnya al-Zuhri, sangat mendapat penghargaan dari seluruh umat Islam. Mengingat pentingnya pernana al-Zuhri ini, para ulama di masanya memberikan komentar, bahwa jika tanpa dia, di antara hadis-hadis niscaya hadis sudah banyak yang hilang.
Beberapa pokok mengapa khalifah Umar bin Abdul Aziz mengambil kebijaksanaan seperti ini.Pertama ia khawatir hilangnya hadis-hadis, dengan menginggalnya para ulama di medan perang.Kedua ia khawatir akan tercampurnya antara hadis-hadis yang shahih dengan hadis-hadis yang palsu.
Ketiga bahwa dengan semakin meluasnya daerah kekuasaan Islam, sementara
kemampuan para tabi’in antara satu dengan yang lainnya tidak sama, jelas sangat
memerlukan adanya usaha kodifikasi ini.

Kamis, 10 Mei 2012

7 HIKMAH DAN KEUTAMAAN BERQURBAN


1. Kebaikan dari setiap helai bulu hewan kurban
Dari Zaid ibn Arqam, ia berkata atau mereka berkata: “Wahai Rasulullah SAW, apakah qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunnahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami akan peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.”Mereka menjawab: “Kalau bulu-bulunya?”Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” [HR. Ahmad dan ibn Majah]
2. Berkurban adalah ciri keislaman seseorang
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat Ied kami.” [HR. Ahmad dan Ibnu Majah]
3. Ibadah kurban adalah salah satu ibadah yang paling disukai oleh Allah
Dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada amalan anak cucu Adam pada hari raya qurban yang lebih disukai Allah melebihi dari mengucurkan darah (menyembelih hewan qurban), sesungguhnya pada hari kiamat nanti hewan-hewan tersebut akan datang lengkap dengan tanduk-tanduknya, kuku-kukunya, dan bulu- bulunya. Sesungguhnya darahnya akan sampai kepada Allah –sebagai qurban– di manapun hewan itu disembelih sebelum darahnya sampai ke tanah, maka ikhlaskanlah menyembelihnya.” [HR. Ibn Majah dan Tirmidzi. Tirmidzi menyatakan: Hadits ini adalah hasan gharib]
4. Berkurban membawa misi kepedulian pada sesama, menggembirakan kaum dhuafa
“Hari Raya Qurban adalah hari untuk makan, minum dan dzikir kepada Allah” [HR. Muslim]
5. Berkurban adalah ibadah yang paling utama
“Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” [Qur’an Surat Al Kautsar : 2]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah ra sebagaimana dalam Majmu’ Fatawa (16/531-532) ketika menafsirkan ayat kedua surat Al-Kautsar menguraikan : “Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan beliau untuk mengumpulkan dua ibadah yang agung ini yaitu shalat dan menyembelih qurban yang menunjukkan sikap taqarrub, tawadhu’, merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, husnuzhan, keyakinan yang kuat dan ketenangan hati kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, janji, perintah, serta keutamaan-Nya.”
“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurban), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.” [Qur’an Surat Al An’am : 162]
Beliau juga menegaskan: “Ibadah harta benda yang paling mulia adalah menyembelih qurban, sedangkan ibadah badan yang paling utama adalah shalat…”
6. Berkurban adalah sebagian dari syiar agama Islam
“Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban), supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah)” [Qur’an Surat Al Hajj : 34]
7. Mengenang ujian kecintaan dari Allah kepada Nabi Ibrahim
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” [Qur’an Surat Ash Shaffat : 102 - 107]

KEUTAMAAN DAN MANFAAT SEDEKAH

Keutamaan dan Manfaat sedekah untuk umat tentu adalah mendapatkan pahala, tapi selain itu ada berbagai cerita tentang keajaiban nikmatnya setelah mengeluarkan sedekah.Tentu sangat menyenangkan selain dapat membantu orang lain kita juga mendapatkan sesuatu juga untuk diri kita. Tentu yang dimaksud adalah jika kita memberikannya secara iklas tanpa mengharap apapun, memang sulit tapi berusahalah!!!
Berikut beberapa manfaat dan nikmatnya sedekah yang dapat ditemukan di dalam AL-Qur’an dan Hadist:
1. Manfaat sedekah: Bertambahnya rezeki. Rasulullah saw bersabda: Bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya sedekah dapat menambah harta yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi kalian. (Al-Wasail 6: 255, hadis ke 11)
2. Keutamaan Keajaiban sedekah adalah  mensucikan jiwa. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka , dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka , dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya dia kamu itu ( menjadi ) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka, Dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui.“ (QS At-Taubah: 103)
Dari hal diatas kita bisa melihat apa itu nikmatnya jika kita telah melakukan sedekah. Saya sengaja memberikan dua hal diatas untuk  memperlihatkan keajaiban dalam melakukan sedekah. Tentu masih banyak lagi ayat di Al-Qur’an, tapi tentu tidak bisa saya bintang sampaikan. Berikut beberapa ayat yang memberikan kita pemahan akan arti keutamaan sedekah.
Al-Quran > Surah An-Nisaa’> Ayat 39 (menggambarkan keutamaan sedekah)
Dan apakah (kerugian) yang akan menimpa mereka jika mereka beriman kepada Allah dan hari akhirat, serta mereka mendermakan sebahagian dari apa yang telah dikurniakan Allah kepada mereka? Dan (ingatlah) Allah sentiasa Mengetahui akan keadaan mereka.
Al-Quran > Surah An-Nisaa’> Ayat 114 (Tentang manfaat sedekah yang mendapatkan pahala besar)
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisikan mereka, kecuali (bisik-bisikan) orang yang menyuruh bersedekah atau berbuat kebaikan atau mendamaikan di antara manusia dan sesiapa yang berbuat demikian dengan maksud mencari keredaan Allah, tentulah Kami akan memberi kepadanya pahala yang amat besar
Al-Quran > Surah Al- Baqarah> Ayat 245 (Nikmatnya sedekah yaitu rezeki kepada si pemberi)
Siapakah orangnya yang (mahu) memberikan pinjaman kepada Allah sebagai pinjaman yang baik (yang ikhlas) supaya Allah melipatgandakan balasannya dengan berganda-ganda banyaknya? Dan (ingatlah), Allah jualah Yang menyempit dan Yang meluaskan (pemberian rezeki) dan kepadaNyalah kamu semua dikembalikan.
Dari beberapa penjelasan diatas sangat jelas sekali bahwa sedekah memiliki manfaat yang tiada tara harta yang kita keluarkan bukan akan mengurangi yang ada tetapi akan menambah lebih banyak lagi. Oleh sebab itulah selagi kita mampu dan memiliki kesempatan marilah kita keluarkan sebagian harta kita untu membantu orang disekeliling kita yg membutuhkan.

Pengaruh Dan Eksistensi Rumah (Keluarga) Dalam Pendidikan


A.  Tanggung Jawab Pendidikan Dalam Islam
Dalam GBHN (Ketetapan MPR No.IV/MPR/1978) berkenaan dengan pendidikan dikemukakan antara tangga,sekolah,dan masyarakat.”Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah ,keluarga dan masyarakat.
Dalam perkembangannya , setting pendidikan awal yang akan dilalui anak adalah fase dimana pertama ia muncul , yaitu “keluarga”. Pendidkan keluarga sangatlah penting karena akan menjadi pendidikan permulaan dalam proses pembelajaran dan penempaan anak yang dalam hal ini kedua orang tua sangat berperan dalam membentuk pondasi awal pendidikan.
Secara aksiologi bahasa yang di mengerti anak pertama kali adalah bahasa ibu,dimana dalam tahap ini baik disadari ataupun tidak anak akan cendrung lebih menggunakan dan menirukan bahasa yang di pergunakan oleh kedua orang tuanya khususunya ibu.
Hal itu adalah salah satu contoh kecil betapa besar peran orang tua pada perkembangan daya pikir dan imajinasi anak sebagai calon peserta didik.Setelah terciptanya pondasi awal inilah ,anak akan lebih mudah mengenyam pendidikan lebih lanjut ke jenjang yang lebih tinggi.
Dengan pemberian bimbingan kepada anak akan lebih mempermudah proses pengajaran,pemberian bimbingan ini dilakukan oleh orang tua di dalam lingkungan rumah tangga,para guru di dalam lingkungan sekolah dan masyarakat.                                                            

B.   Tujuan Umum Dan Khusus Pendidikan Dalam Islam
Yang dimaksud dengan tujuan umum adalah maksud atau perubahan-perubahan yang dikehendaki yang diusahakan oeh pendidikan untuk mencapainya.tujuan ini diangggap kurang merata dan lebih dekat dari tujuan tertinggi,tetapip kurang khusus jika dibandingkan dengan tujun khusus.
Belakangan ini telah banyak terbit berbagai pendapat mengenai tujuan umum pendidikan ini,diantaranya adalah :
Menurut Nahlawy mengungkapkan 4 tujuan umum dalam pendidikan islam,yaitu
1.      Pendidikan akal dan persiapan fikiran,Allah menyuruh merenungkan segala kejadian yang ada di bumi dan langit agar beriman kepada Allah.
2.      Menumbuhkan potensi-potensi dan bakat-bakat asal pada anak ,Islam adalah agama fitrah,sebab ajarannya tidak asing dari tabiat fitrah manusia
3.      Menaruh perhatian pada kekuatan dan potensi generasi muda dan mendidik mereka sebaik-baiknya baik laki-laki maupun perempuan.
4.      Berusaha untuk menyeimbangkan segala potensi dan bakat-bakat manusia.
Yang dimaksud dengan tujuan khusus pendidikan dalam islam adalah perubahan-perubahan yang diinginkan yang merupakan bagian dibawah tiap tujuan umum pendidikan.dengan kata lain gabungan antara pengetahuan ,ketrampilan ,pola-pola tingkah laku ,sikap,nilai yang terkandung dalam tujuan akhir atau tujuan umum pendidikan ,yang tanpa terlaksananya maka baik tujuan akhir maupaun tujuan umum tidak akan sempurna.Diantara beberapa tujuan khusus pendidian islam adalah:
1.      Memperkenalkan kepada generaasi muda akan aqidah islam ,dasar-dasarnya ,asal-usul ibadah,dan lainnya
2.      prinsip dasar akhlaq yang mulia
3.      Menanamkan keimanan kepada Allah pencipta alam semesta,malaikat,kitab,rosul dan hari akhir
4.      Menanamkan rasa cinta kepada Al-qur’an membacanya dengan baik,memahaminya dan mengamalkan ajarannya.
5.      Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan islam dan pahlawan-pahlawannya dan mengikuti jejak mereka.
C.   Pendidikan Islam Di Rumah
a.      Pendahuluan
Berbicara tentang proses pendidikan dalam setiap pendidikan tidak akan sempurna kecuali harus meliputi pembicaraan tentang falsafah,tujuan,kebijaksanaan,kurikulum,metode dan alat yang digunakan oleh proses itu dalam sistem tersebut.
Begitu juga harus dibicarakan tentang institusi-institusi yang menjalankan proses pendidikan atau memberi sumbangsih terhadap perkembangannya.Juga harus dibicarakan orang-orang yang mengelola proses tersebutdan orang-orang yang dilibatkan oleh proses tersebut termasuk murid-murid dan orang yang dijadikan sandaran pendidikan dan usaha yang dicurahkan dalam proses tersebut ,sebab semuanya itu adalah aspek-aspek bagi proses pendidikan.[3]
Dalam tulisan ini kita membatasi pembicaraan terhadap sebagian aspek itu saja secara mendalam sedang yang lain-lain akan kita soroti sepintas lalu.diantara aspek yang akan kita bicarakan adalah Institusi-institusi pendidikan ,orang-orang yang mengelola dan mengendalikannya,orang-orang yang mengambil dan menerima faedah dan manfaat dari pendidikan dalam ranah islam.
Sehingga dalam membicarakan ketiga aspek ini,kita hanya memilih sebagian kecil aja dari padanya ,yaitu keluarga atau rumah tangga yang berkenaan dengan institusi pendidikan,orang tua dan orang dewasa berkenaan dengan aspek pengelolaan pendidikan dan anak-anak sebagai penerima manfaat dari proses pendidikan tersebut.
b.      Konsep Keluarga Dalam Islam
Pemikiran sosial dalam Islam setuju dengan pemikiran sosial modern yang mengatakan bahwa keluarga itu adalah unit pertama dan institusi pertama dalam masyarakat dimana hubungan-hubungan yang terdapat di dalam, sebahagian besarnya, bersifat hubungan-hubungan langsung. Disitulah berkembang individu dan disitulah terbentuknya tahap-tahap awal proses pemasyarakatan (socialozation), dan melalui interaksi dengan iya ia memperoleh pengetahuan, keterampilan, minat, nilai-nilai, emosi dan sikapnya dalam hidup dan dengan itu ia memperoleh ketenteraman dan ketenangan.
Tiga unsur penting dalam keluarga,yaitu suami ,istri,anak berperan penting dalam membina dan menegakkan keluarga,sehingga kalau salah satu unsur itu hilang ,maka keluarga menjadi goncang dan keluarga menjadi kehilangan keseimbangan.
c.       Pentingnya Keluarga Dan Usaha Meneguhkannya Dalam Islam
Islam memandang keluarga sebagai lingkungan atau milieu pertama bagi individu di mana ia berinteraksi. Dari interaksi dengan milieu pertama individu memperoleh unsur-unsur dan cir-cir dasar dari pada kepribadiannya. Juga dari situ ia memperoleh akhlak, nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, dan emosinya dan dengan itu ia banyak keungkianan-kemungkinan, kesanggupan-kesangguopan dan kesediaannya menjadi kenyataan yang hidup dan tindak laku yang tampak. Jadi keluarga itumenurut pandangan individu merupakan simbol bagi ciri-ciri yang mulia seperti keimanan yang teguh kepada Allah.
d.      Fungsi Pendidikan Keluarga Dalam Islam
Fungsi pendidikan bagi keluarga bukanlah satu-satunya fungsi, tetapi banyak lagi fungsi-fungsi lain, seperti fungsi melahirkan anak dan menyusukannya, fungsi pengeluaran (production) dan memberi sumbangan perekonomian untuk memenuhi keperluan anggota-anggota keluarga melalui kerja dan pengeluaran dalam berbagai bentuiknya, fungsi pelayann terhadap anggota-anggota keluarga seperti pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan untuk kebutuhan-kebutuhan sehari-hari.

D.   Peran Orang Tua Dalam Pendidikan
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka,karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan .Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.
Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik,melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memeberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan.Situasi ini terwujud akibat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh yang mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Imam Ghazali mengatakan “anak merupakan amanah bagi kedua orang tuanya”,hatinya masih suci merupakan mutiara yang masih polos tanpa ukiran dan gambar,Ia siap diukir cendrung apa saja yang mempengaruhinya,sebagaimana sabda nabi,
Setiap anak sebenarnya dilahirkan diatas fitrah (islam),Kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi yahudi,majusi dan nasrani”
Berdasarkan hal ini ,Abu Ala’ mengatakan melalui syairnya:
Anak-anak kita akan tumbuh
Menurut apa yang dibiasakan oleh orang tuanya
Anak tidaklah menjadi tercela oleh akalnya
Namun orang-orang dekatnya yang membuatnya hina
Jika rumah mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan anak,maka untuk mewujudkan tujuan diatas,rumah harus diliputi oleh segala hal yang bisa menanamkan ruh keagamaan dan keutamaan dalam jiwa anak
Orang tua memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh pada pendidikan anak-anaknya.sejak seorang anak lahir,ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru perangai ibunya,dan biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya apabila ibu itu menjalankan tugas dengan baik sebagai ibu.
Pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula,di mata anaknya ia adalah seseorang yang tertinggi gengsinya dan terpandai diantara orang-orang yang dikenalnya.Cara ayahnya melakukan pekerjaanya sehari-hari berpengaruh pada pekerjaan anaknya.Ayah adalah penolong utamanya ,lebih-lebih pada penolong yang agak besar baik laki-laki maupun perempuan ,bila ia mau mendekati dan dapat memahami hati anaknya.
Pada dasarnya kenyataan-kenyataan yang dikemukakan diatas itu berlaku dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga bagaimanapun juga keadaannya.Hal itu menunjukkan ciri-ciri watak rasa tanggung jawab setiap orang tua atas kehidupan anak-anak mereka untuk masa kini dan mendatang.bahkan orang tua umumnya merasa bertanggung jawab atas segalanya dari kelangsungan hidup anak-anaknya.Karenanya tidaklah diragukan lagi bahwa tanggung jawab pendidikan yang mendasar adalah tanggung jawab orang tua.
Di samping itu pangkal ketentraman dan kebahagiaan terletak pada keluarga .Mengingat pentingnya hidup dalam keluarga yang demikian,maka islam memandang keluarga bukan hanya sebagai persekutuan kecil saja,melainkan lebih dari itu,yakni sebagai lembaga hidup manusia yang memberi peluang kepada para anggotanya untuk hidup celaka atau bahagia di dunia dan akhirat.
Pertama-tama yang diperintahkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW dalam mengembangkan ajaran agama adalah kepada keluarga terdekatnya baru kemudian kepada masyarakat luas.Hal itu berarti terkandung didalamnya makna bahwa keselamatan keluarga lebih di utamakan dari pada keselamatan masyarakat luas,karena keselamatan masyarakat luas pada hakikatnya bertumpu pada keselamatan keluarga.
Allah SWT berfirman:
 
. dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,
Demikian pula islam memerintahkan kepada para orang tua berlaku sebagai kepala dan pemimpin dalam keluarganya serta berkewajiban memelihara keluarganya dari api neraka,sebagaimana firman Allah artinya

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Mengenai tanggung jawab orang tua atas pendidikan anak-anaknya termaktub dalam hadis nabi:
“Anas mengatakan bahwa Rasululloh bersabda:Anak itu pada hari ketujuh kelahirannya disembelihkan akikahnya serta diberi namanya serta disingkirkan dari segala kotoran-kotoran.Jika ia berumur 6 tahun ia dididik beradab susila,jika ia telah berumur 9 tahun dipisahkan tempat tidurnya ,dan jika telah berumur 13 tahun dipukul agar mau sembahyang (diharuskan).Bila ia telah berumur 16 tahun boleh dikawinkan ,setelah itu ayah berjabat tangan dengannya dan mengatakan:”saya telah mendidik ,mengajar dan mengawinkn kamu,saya mohon perlindungan kepada Allah dari fitnahan-fitnahan di dunia dan siksaan akhirat”. 
Di titik dari hubungan dan tanggung jawab orang tua rehadap anak maka tanggung jawab pendidikan tidak dapat dipikulkan kepada orang lain,sebab guru dan pemimpin umat umpamanya,dalam memikul tanggung jawab ini hanyalah keikutsertaan.
Tanggung jawab pendidikan islam yang menjadi beban orang tua sekurang-kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka
1.      Memelihara dan membesarkan anak,Ini adalah bentuk yang paling sederhana dari setiap tanggung jawab orang tua dan merupakan dorongan alami untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia
2.      Melindungi dan menjamin kesamaan baik jasmaniah maupun rohaniah dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan tujuan hidup yang sesuai dengan falfsafat hidup dan agama yang di anutnya.
3.      Memberi pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat di capainya
4.      Membahagiakan anak baik dunia maupun akhirat sesuai tujuan dan pandangan hidup seorang muslim.
Melihat lingkup tanggung  jawab pendidikan islam yang meliputi kehidupan dunia dan akherat  dalam arti yang luas dapatlah diperkirakan bahwa orang tua tidak mungkin dapat memikulnya sendiri secara “sempurna”,lebih-lebih dalam masyarakat yang senantiasa berkembang maju.Hal ini bukanlah merupakan “aib” karena tanggung jawab tersebut tidak harus dipikul oleh orang tua secara sendiri-sendiri,sebab mereka sebagai manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan .Namun demikian patutlah diingat bahwa setiap orang tua tidak dapat mengelakkan dari tanggung jawab itu.artinya betapapun juga tanggung jawab pendidikan tersebut kembali atau terpulang pada orang tua juga.
Kenyataan hidup telah membuka peluang orang-orang lain untuk turut serta memikul tanggung jawab pendidikan tersebut. Peluang ini pada dasarnya terletak pada kemungkinan-kemungkinan apakah orang-orang lain itu dapat memenuhi tugas dan keinginan yang sesuai dengan harapan orang tua ? dengan demikian peluang ini hanya akan diisi oleh orang dewasa yang memiliki keinginan,harapan,cita-cita,pandangan hidup dan hidup keagamaan yang sesuai seperti yang diharapkan orang tua untuk anak-anaknya.
Disamping itu juga kesediaan orang dewasa yang demikian itu diperlukan karena dengan itu ia menyatakan kerelaannya untuk memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang dibebankan kepada orang tua.
  1. Peran Seorang Guru
Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Mereka ini tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, sekaligus berarti pelimpahan sebagian tanggung jawab pendidikan anaknya kepada guru.
Agama Islam sangat menghargai orang0orang yang berilmu pengetahuan (guru/ulama), sehingga hanya mereka sajalah yang pantas mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup.
Firman Allah :

Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
  1. Syarat Untuk Menjadi Seorang Guru
Di lihat dari ilmu pendidikan Islam, maka secara umum untuk menjadi guru yang baik dan diperkirakan dapat memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya hendaknya bertakwa kepada Allah, berilmu, sehat jasmaninya, baik akhlaknya, bertanggung jawab dan berjiwa nasional.
1.      Takwa kepada allah sebagai syarat menjadi guru.
Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan islam, tidak mungkin mendidik anak agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada Allah, sebab ia adalah teladan bagi muridnya sebagaimana Rasulullah Saw menjadi teladan bagi umatnya.
2.      Berilmu sebagai syarat untuk menjadi guru.
Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan.
3. Sehat jasmani sebagai syarat menjadi guru.
Kesehatan jasmani kerapkali dijadikan salah satu syarat bagi mereka yang melamar untuk menjadi guru. Guru yang mengidap penyakit menular umpamanya sangat membahayakan kesehatan anak-anak. Kita kenal ucapan “mens sana in corpore sano”, yang artinya dalam tubuh yang sehat terkandung jiwa yang sehat. Walupun pepatah itu tidak benar secara menyeluruh, akan tetapi bahwa kesehatan badan sangat mempengaruhi semangat bekerja.
3.      Berkelakuan baik sebagai syarat menjadi guru.
Budi pekerti guru maha penting dalam pendidikan watak murid. Guru harus menjadi suri tauladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Di antara tujuan pendidikan ialah membetuk kahlak baik pada anak dan ini hanya mungkin jika guru itu berakhlak baik pula. Yang dimaksud dengan akhlak baik dalam ajaran ilmu pendidikan Islam adalah akhlak yang sesuai dengan ajaran Islm, seperti dicontohkan oleh pendidik utama, Muhammad Saw.
G.  Media Pendidikan Islam

A. Masjid dan Pengaruhnya terhadap Pendidikan

1. Fungsi Edukatif Masjid
Pada awal penyebagran Islam, masjid memilki fungsi mulia yang biasa jadi sekarang ini mulai terlupakan. Pada zaman itu masjid digunakan sebagai markas besar tentara dan pusat gerakan pembebabsan umat dari penghambaan kepada manusia, berhala, atau taghut.
Masjid pun digunakan sebagai pusat pendidikan hak dan kewajiban mereka terhadap Negara Islam yang pada dasarnya didirikan untuk mewujudkan ketaatan kepada syariat, keadilan, dan rahmat allah.
2. Fungsi Sosial Masjid
Manusia dididik di masjid-masjid dalam naungan masyarakat Islam yang tinggi dan mengutamakan musyawarah dalam penyelasaian masalahnya.
3. Dampak Edukatif dan Sosial Masjid
Pemanfaatan masjid yang demikian akan mendidika m,anusia untuk mengaitkan segala persoalan hidup pada ikatan karena Allah dan bersumber pada pendidikan Islam universal, yaitu penghambaan diri kepada Allah. Dan itu harus tertanam keapda diri manusia secara ikhlas, tanpa membebani. Artinya, mereka dikenalkan pada bentuk kata secara tertulis lengkap dengan ajarannya. Setelah mampu membaca, mereka berlatih menulis lewat peniruan-peniruan huruf tertera pada mushaf.
B. Rumah dan Pengaruhnya terhadap Pendidikan
Pada dasarnya, rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat-tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan Islam. Yang dimaksud dengan keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat Islam. Berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah, kita dapat mengatakan bahwa tujuan tyerpenting dari pembentukan keluarga adalah hal-hal berikut.
Pertama, mendirikan syariat Allah dalam segala permasalahan rumah tangga. Artinya, tujuan keluaraga adalah mendirikan sumah tangga muslim yang mendasarkan kehidupannya pada perwujudan penghambaan kepada Allah.
Kedua, mewujudkan kententraman dan ketenagan psikologis. Allah SWT Berfirman :
“Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan istrinya, agar dia merasa senang kepadanya .., (al-A’raf: 189)
Jika suami isteri bersatu di atas landasan kasih dan saying dan kententeraman psikologi yang interaktif, anak-anak akan tumbuh dalam suasana bahagia, percaya diri, tenteram, kasih saying, serta jauh dari kekacauan, kesulitan, dan penyakit batin yang melemahkan kepribadian anak.
Ketiga, mewujudkan sunnah Rasulullah SAW, dengan melahirkan anak-anak saleh sehingga umat manusia merasa bangga dengan kehadiran kita seperti yang disabdakan Rasulullah SAW.
‘ Menikahlah, berketurunanlah, niscaya kamu menjadi banyak karena aku akan memrasa bangga olehmu di hadapan umat lain pada hari kiamat.”
Keempat, memenuhi kebutuhan cinta kasih anak-anak. Naluri menyayangi anak merupakan potensi yang diciptakan bersamaan dengan penciptaan manusia dan binatang. Allah menjadikan naluri itu sebagai salah satu landasan kehidupan amaliah, psikologis, dan social mayoritas makhluk hidup. Keluarga, terutama orang tua, bertanggung jawab untuk memberikan kasih saying kepada anak-anaknya karena kasih saying mrupakan landasan terpenting dalam pertumbuhan dan perkembangan psikologis dan social anak,. Jika seorang anak mengalami ketidak seimbangan rasa cinta, kehidupan bermasyarakatnya akan dicemari penyimpangan-penyimpangan.
Kelima, menjaga fitrah anak agar tidak melakukan penyimpangan-penyimpangan. Dalam konsepsi Islam, keluarga adalah penanggung jawab utama terpeliharanya fitrah anak. Dengan demikian, penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan anak-anak lebih disebabkan oleh ketidakwaspadaan orang tua atau pendidik terhadap perkembangan anak.

Senin, 07 Mei 2012

KEPRIBADIAN DAN SIKAP KEAGAMAAN


A.PENGERTIAN DAN TEORI KEPRIBADIAN
Istilah yang di kenal dalam kepribadian adalah
1.      Mentality adalah situasi mental yang dihubungkan dengan kegiatan mental atau intelektual.
2.      Individuality adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang mempunyai sifat berbeda dari orang lain.
Selanjutnya dari pengertian kata kata tersebut para ahli mengemukakan definisinya sebagai berikut.
1.      Allport
Dengen mengecualikan beberapa sifat kepribadian dapat sebagai cara bereaksi yang khas dari seseorang individual terhadap perangsang sosial dan kualitas penyesuaian diri yang dilakukan terhadap segi sosial dari lingkunganya.
2.      Mark A. Way
Apa yang memungkinkan seseorang berbuat efektif atau menyakinkan seseorang mempunyai pengaruh terhadap orang dengan kata lain kepribadian adalah nilai perangsang seseoran.
3.      Hartman
Susunan yang terintegrasikan dari ciri ciri umum seseorang individu sebagaimana dinyatakan dalam corak khas yang tegas yang diperlihatkanya kepada orang lain.
Dari segi filsafat dikemukakan tentang beberapa pengertian kepribadian
1.      William Stern
Menurut W. stern kepribadian adalah suatu kesatuan banyak yang diarahkan kepada tujuan tujuan tertentu dan mengandung sifat sifat khas individu, yang bebas menentukan dirinya sendiri.
2.      Prof Kohnstam
Menurut pendapa prof kohnstman berbeda pendapat dengan william strem dalam meberikan pengertian kpribadian menurutnya sama artinya dengan teistis (keyakinan). Orang berkepribadian menurutnya adalah orang yang berkeyakinan tuhan.

 B. TIPE TIPE KEPRIBADIAN
            Secara garis besarnya kepribadian manuisia ditinjau dari beberapa aspek yaitu
1.      Aspek biologis
Aspek biologis yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang ini didasarkan atas konstitusi tubuh dan bentuk tubuh yang dimiliki seseorang, tokoh tokoh yang mengemukakan tiorinya berdasarkan aspek biologis ini antara lain;
a.       Hippocrates dan Galenung
Mereka berpendapat bahwa yang mempengaruhi tipe kpribadian seseorang adalah jenis cairan tubuh yang paling dominan, yaitu:
·         Tipe choleres
Tipe ini disebabkan cairan empedu kuning yang dominan dalam tubuhnya, sifatnya agak emosi, mudah marah, mudah tersinggung.
·         Tipe melancholis
Tipe ini disebabkan cairan empedu hitam yang dominan dalam tubuhnya, sifatnya agak tertutup, rendah diri, mudah sedih, sering putus asa.
·         Tipe plegmatis
Tipe ini dipengaruhi oleh cairan lendir yang dominan. Sifat yang dimilikinya agak statis, lamban, apatis, pasif, pemalas.
·         Tipe sanguinis
Tipe ini dipengaruhi oleh cairan darah merah yang dominan. Sifat yang dimilikinya agak aktif, cekatan, periang, mudah bergaul.
b.      Kretchmer
Dalam pembagian tipe wataknya kretchmer mendasarkan pada bentuk bentuk seseorang yaitu:
1)      Tipe astenis atau liptosome yaitu tipe orang yang memiliki tubuh tinggi, kurus, dada sempit dan lengan kecil.
2)      Tipe piknis yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh yang gemuk bulat, sifat sifat yang dimilikinya antara lain periang, humor dan mudah bergaul.
3)      Tipe atletis yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh atlit, tinggi, kekar dan berotot, sifat sifat yang dimiliki antara lain mudah menyesuaikan diri, berpendirian teguh dan pemberani.
c.       Sheldon
Sheldon membagi tipe kepribadian berdasarkan dominasi lapisan yang berbeda dalam tubuh seseorang. Berdasarkan aspek ini ia membagi tipe kepribadian menjadi:
1)      Tipe ektomorph yaitu tipe orang yang berbadan kurus tinggi karna lapisan badan bagian luar yang dominan, sifatnya antara lain suka menyendiri dan kurang bergaul dengan masyarakat.
2)      Tipe mesomorph yaitu tipe orang yang berbadan sedang dikarnakan lapisan tengah yang sedang sifat orang tipe ini antara lain, giat bekerja dan mampu mengatasi sifat agresif.
3)      Tipe endomorph, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk badan gemuk, bulat dan anggota badan yang pendek karna lapisan dalam tubuhnya yang dominan. Sifat yang dimilikinya adalah kurang cerdas, senang makan, suka dengan kemudahan, yang tidak banyak membawa resiko dalam kehidupan.
2.Aspek sosiologis
Pembagian ini di dasarkan kepada pandangan hidup dan kualitas sosial seseorang. Yang mengemukakan tiorinya berdasarkan aspek sosial ini antara lain
a.Edward Spranger
            ia berpendapat bahwa kepribadian seseorang ditetntukan oleh pandangan hidup yang dipilihnya. Berdasarkan itu ia membagi tipe kepribadian menjadi
1)      Tipe tioretis yaitu orang yang perhatianya selalu diarahkan kepada masala teori dan nila-nilai, ingin tahu, meneliti dan mengemukakan pendapat.
2)      Tipe ekonomis yaitu orang yang perhatianya tertuju kepada manfaat segala sesuatu berdasarkan faedah yang dapat mendatangkan untung rugi.
3)      Tipe ekstetis, yaitu orang yang perhatianya tertuju kepada masalah-masalah keindahan.
4)      Tipe sosial yaitu orang yang perhatianya tertuju ke arah kepentingan kemasyarakatan dan pergaulan.
5)      Tipe politis, yaitu orang yang perhatianya tertuju kepada kepentingan kekuasaan, kepentingan dan organisasi.
6)      Tipe religius yaitu, tipe orang yang taat kepada ajaran agama, senag dengan masalah masalah ketuhanan dan keyakinan agama.
b.Muray
            Muray membagi tipe kepribadian menjadi beberapa bagian yaitu
1)      Tipe tioretis yaitu orang yang menyenangi ilmu pengetahuan, berfikir logis dan rasiona.
2)      Tipe humanis yaitu, tipe orang yang memiliki sifat kemanusian yang mendalam.
3)      Tipe sensasionis yaitu, tipe orang yang suka sensasi dan berkenalan.
4)      Tipe praktis yaitu, tipe orang yang giat bekerja dan praktek.
c.Fritz kuntel
            Fritz membagi tipe kepribadian menjadi
1)      Tipe sachelichkeit yaitu orang yang banyak menaruh perhatian ke pada masyarakat
2)      Tipe Ichhaftigkeit yaitu tipe orang yang banyak menaruh perhatian kepada diri sendiri.
3.Aspek Psikologis
a.Dalam pembagian tipe kepribadian berdasarkan psikologi prof  heyman mengemukakan bahwa dalam diri manusia terdapat tiga unsur yaitu Emosional, Aktifitas dan Fungsi skunder.
1)      Emosianal merupakan unsur yang mempunyai sifat yang didominasi oleh emosi yang fositif, sifat umumnya adalah kurang respek terhadap orang lain, perkataan berapi-api, tegas, ingin menguasai bercita cita yang dinamis, pemurung suka berlebih-lebihan.
2)      Aktivitas yaitu sifat yang dikuasai oleh aktifitas gerakan sifat umum yang tampak adalah, lincah, praktis, berpandangan luas, ulet periang dan selalu melindungi kepentingan orang lemah.
3)      Fungsi skunder yaitu sifat yang didominasi oleh kerentanan perasaan, sifat umum yang tampak, watak tertutup, tekun, hemat, tenang dapat dipercaya
.
C. HUBUNGAN KEPRIBADIAN DAN SIKAP KEAGAMAAN
1.      Struktur kepribadian
Sigmund freud merumuskan sistem kepribadian menjadi tiga sistem yaitu, ID, EGO, dan SUPER EGO. Dalam diri orang yang memiliki jiwa yang sehat ketiga sistem itu bekerja dalam satu susunan yang harmonis. Segala bentuk tujuan dan segalagerak geriknya selalu memenuhi keoerluan dan keinginan manusia yang pokok. Sebaliknya kalau ketiga sistem itu bekerja secara bertentangan stu sama lainya maka orang tersebut dinamainya sebagai orang yang tidak dapat menyesuaikan diri.
a    ID (Das Es)
sebagai suatu sistem id mempunyai fungsi menunaikan sistem prinsip kehidupan asli manusia berupa penyaluran dorongan naluriah. Dengan kata lain id mengemban prinsip kesenangan (pleasure principle) yang tujuanya untuk membebaskan manusia dari ketenangan dorongan naluri dasar, makan, minum, seks dan sebagainya.
b    Ego (Das Es)
Ego merupakan sistem yang berfungsi menyalurkan dorongan id ke keadaan yang nyata. Freud menakan misi yang diemban oleh ego sebagai prinsip kenyataan (objective/reality principle). Segala bentuk dorongan naluri dasar yang berasal dari id hanya dapat direalisasi dalam bentukn yata melalui bentuk ego. Ego juga mengandung prinsip kesadaran
c    Super ego (Das Uber Ich)
Sebagai suatu sistem yang memiliki unsur moral dan keadilan, maka sebagian besar super ego mewakili alam ideal. Tujuan super ego adalah membawa individu kearah kesempurnaan sesuai dengan pertimbangan  keadilan dan moral. Ia merupakan kode modal seseorang dan berfungsi juga sebagai pengawas tindakan yang dilakukan oleh ego. Jika tindakan itu sesuai dengan pertimbangan keadilan dan moral maka ego mendapat berupa ganjaran rasa puas atau senang. Sebaliknya jika bertentangan maka ego menerima hukuman berupa rasa gelisah dan cemas.

2.      Sukanto M. M
Menurut pendapat sukanto kepribadian terdiri atas empat bagian atau aspek yaitu:
1)      Qolb (angan angan kehatian)
2)      Fuad (perasaan/hati nurani/ulu hati)
3)      Ego (aku sebagai pelaksana dari kepribadian)
4)      Tingkah laku (wujud gerakan)

Meski keempat aspek itu masing masing mempunyai fungsi sifat, komponen, prinsip kerja, dinamika sendiri sendiri, namun keempatnya berhubungan dengan erat dan tidak dapat dipisahkan antara satu sama lainya.
 a    Qolb
Qolb adalah hati yang menurut istilah kata (termologi) artinya sesuatu yang berbolak balik (sesuatu yang lebih) berasal dari kata qolaba yang artinya membolak balikan. Qolb bisa diartikan hatib sebagai daging sekepal (biologis) dan juga berasala dari kehatian (nafsiologis). Ada sebuah hadits nabi riwayat bukhari/Muslim yang arinya.
Ketahuilah bahwa didalam tubuh ada sekepal daging kalau itu baik maka baiklah seluruh tubuh, kalau itu rusak maka rusaklah seluruh tubuh itulah QOLB.
 b.   Fuad
fuad adalah perasaan yang terdalam dari hati yang sering kita sebut hati nurani, dan berfungsi sebagai penyimpan daya ingatan. Ia sangat sensetif terhadap gerak atau dorongan hati dan merasakan akibatnya. Kalau hati kufur maka fuadpun kufur dan menderita. Kalau hati tenang fuadpun tentram dan senang. Satu kelebihan fuad dibandingkan dengan hati adalah bahwa fuad itu dalam situasi yang bagaimanapun tidak bisa dusta ia tidak bisa dusta terhadapa apa yang dipantulkan oleh hati dan apa yang diperbuat oleh ego.
c    Ego
Aspek ini timbul karna kebutuhan organisme untuk berhubungan secara baik dengan dunia kenyataan (realitas). Ego atau aku bisa dipandang sebagai aspek ekskutif kepribadian, mengontrol cara cara yang ditempuh memilih kebutuhan kebutuhan, memilih kebutuhan kebutuhan, memilih obyek obyek yang bisa memenuhu kebutuhan, mempersatukan pertentangan antara qolb dan fuad dengan dunia luar. Ego adalah derivat dari qolb dan bukan untuk merintanginya kalau qolb hanya mengenal dunia sesuatu yang subjeknya dan yang objeknya didalam fungsinya ego berpegang pada prinsip kenyataan.

d.      Tingkah laku

Nafsiologi kepribadian berangkat dari kerangka acuan dan asumsi asumsi subyektif tentag tingkah laku manusia, karna menyadari bahwa tidak seorangpun bisa bersikap obyektif sepenuhnya dalam mempelajari manusia. Tingkah laku ditentukan oleh keseluruhan pengalaman yang didasari oleh pribadi. Kesadaran merupakan sebab dari tingkah laku. Artinya bahwa apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh individu itu menentukan apa yang akan dikerjakan.
D         DINAMIKA KEPRIBADIAN
Selain tipe dan struktur, kepribadian juga memiliki semacam dinamika yang unsurnya secara aktif ikut mempengaruhiaktifitas seseorang.
Unsur unsur tersebut adalah
1.      Energi rohaniah (psichis energy) yang berfungsi sebagai pengatur aktifitas rohaniah seperti berfikir, mengingat, mengamati dan sebagainya.
2.      Naluri yang berfungsi sebagai pengatur kebutuhan primer seperti makan, minum dan sek. Sumber naluri adalah kebutuhan jasmaniah dengan gerak hati.
3.      Ego (aku sadar) yang berfungsi untuk meredakan ketegangan dalam diri dengan cara melakukan aktifitas penyesuaian dorongan dorongan yang ada dengan kenyataan obyeknya (realitanya). Ego memiliki kesadaran untuk menyelaraskan dorongan yang baik dan buruk hingga tidak terjadi kegelisahan dan ketegangan batin.
4.      Super ego yang berfungsi sebagai pemberi ganjaran batin baikberupa penghargaan (rasa puas, senang, berhasil) maupun berupa hukuman (rasa bersalah, berdosa dan menyesal). Penghargaan batin diperankan oleh Ego ideal sedangkan hukuman batin dilakukan oleh hati nurani.
Dalam kaitanya dengan tingkah laku keagamaan maka dalam kepribadian manusia sebenarnya telah diatur semacam sistem kerja untuk menyelaraskan tingkah laku manusia agar tercapai ketentraman dalam batinya. Secara fitrah manusia memang terdorong untuk melakukan sesuatu yang baik, benar dan indah. Namun terkadang naluri mendorong manusia untuk segera memenuhi kebutuhanya yang bertentangan dengan realita yang ada.
Dalam konteks ini Erich From menyatakan bahwa kepribadian terdiri dari watak dan karakter. Watak termasuk unsure yang tetap tidak berubah sedangkan karakter terbentuk dari pengaruh luar.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money