Senin, 07 Mei 2012

PESERTA DIDIK DALAM PENDIDIKAN ISLAM


A.PENGERTIAN PESERTA DIDIK
            Peserta didik merupakan “raw material” (bahan mentah) didalam proses transformasi yang disebut pendidikan. Berbeda dengan komponen komponen lain dalam system pendidikan karma kita menerima “material” ini sudah setengah jadi, sedangkan komponen komponen lain dapat dirumuskan dan disusun sesuai dengan keadan fasilitas dan kebutuhan yang ada.
            Peserta didik secara formal adalah orang yang sedang berada pada fase pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seorang peserta didik yang perlu bimbingan dari seorang pendidik.
            Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

B.KEBUTUHAN PESERTA DIDIK

1. Kebutuhan Fisik
            Fisik peserta didik mengalami pertumbuhan fisik yang cepat terutama pada masa puberitas. Kebutuhan biologis, yaitu berupa makanan minum, dan istirahat, dimana hal ini menuntut peserta didik untuk memenuhinya. Dengan adanya kebiasaan hidup sehat, bersih dan olah raga teratur dapat membantu kesehatan dan pertumbuhan tubuh peserta didik supaya jangan terkena penyakit hal ini harus ditangani dengan cepat karma kesehatan sangat mempengaruhi pertumbuhan fisiknya.

2. Kebutuhan Sosial
              Kebutuhan social yaitu kebutuhan yang berhubungan langsung dengan masyarakat agar peserta didik dapat berintraksi dengan masyarakat lingkunganya, seperti bdi terima oleh teman temanya secara wajar.
Begitu juga supaya dapat diterima oleh orang yang lebih tinggi dari dia seperti guru gurunya dan pemimpin pemimpinya. Kebutuhan ini perlu di penuhi agar peserta didik dapat memperoleh posisi dan berprestasi dalam masyarakat.

3. Kebutuhan Mandiri
            Peserta didik pada usia remaja ingin lepas dari batasan batasan atau aturan orang tuanya dan mencoba untuk mengarahkan dan m,endisiplinkan dirinya sendiri. Di bebas dari perlakuan orang tuanya yang terkadang terlalu berlebihan dan terkesan sering mencampuri urusan mereka yang menurut mereka bias diatasi sendiri.

4.Kebutuhan Untuk Berprestasi
            Kebutuhan untuk berprestasi erat kaitanya dengan kebutuhan mandiri. Artinya dengan terpenuhinya kebutuhan itu  dapat membuat peserta didik untuk mengejar prestasi lebih giat. Dengan demikian kemampuan untuk berprestasi terkadang sangat erat dengan perlakuan yang mereka terima baik dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakt.

5.Kebutuhan Untuk Memiliki Filsafat Hidup (Agama)
            Peserta didik pada usia remaja mulai tertarik untuk mengetahui tentang kebenaran dan nilai nilai ideal. Mereka mempunyai keinginan untuk mengenal apa tujuan hidup dan bagaiman kebahagian itu di peroleh. Karma itu mereka membutuhkan pengetahuan yang jelas sebagai satu filsafat hidup yang memuaskan, yang sesuai denmgan nilai nilai kemanusiaan, sehingga dapat di jadikan sebagai pedoman dalam mengarungi kehidupan ini.

C. DIMENSI DIMENSI PESERTA DIDIK
1.         Dimensi Fisik (Jasmani)
            Fisik atau jasmani terdiri atas organisme fisik. Organisme fisik manusia lebih sempurna di bandingkan dengan organisme makhluk lainya. Pada dimensi ini, proses penciptaan manusia memiliki kesaman dengan hewan ataupun tumbuhan, sebab semuanya termasuk bagian dari alam.

2.         Dimensi Akhlak
Pendidikan akhlak mulai di tanamkan sejak manusia lahir kedunia,dengan tujuan untuk membentuk manusia yang bermoral baik,berkemauan keras,bijak sana,sopan dan beradab,ikhlas jujur dan suci. Namun perlu diketahui bahwa pendidikan akhlak akan terbentuk jika adanya pengmalan dari peserta didik.
3.         Dimensi Rohani(kejiwaan)
Dimensi yang sangat penting dan harus ada pada peserta didik. Jal ini dikarenakan rohani harus dapat mengendalikan keadaan manusia untuk hidup bahagia ,seha,tentram,aman dan damai.
4.         Dimensi Sosial
Dimensi ini erat kaitannya dengan suatu golongan kelompok maupun lingkungan masyarakat.  Dalam islam dimensi sosoial dimaksudkan agar manusia mengetahui bahwa tanggung jawab tidak hanya di peruntukkan pada perubahan yanmg bersifat poribadi ataupun umum.

D. INTELEJENSI PESERTA DIDIK
  1. Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan ini kaitannya dengan kapasitas IQ peserta didik, bagaimana sisiwa mengembangkan dan meningkatkan kemampuan IQnya.  Kecerdasan intelektual pada diri manusia sangat erat kaitannya dengan proses berfikir atau kecerdasan berfikiryang disebut aspek kognitif.
2.      Kecedasan Emosional
diri sendiri,beMenurut Daniel Gomelan kecerdasan Emosianal adalah kemamapuan untuk memotivasi rtahan menghadapi prustasi,mengendalikan dorongan hati,tidak melebih-lebihkan kesenangan,mengatur suasana hati,menjaga akan beban setres,tidak melumpuhkan kemamapuan berfikir,berempati dan berdoa.
  1. Keserdasan Spirutual
Menurut Ary ginanjar menyatakan bahwa inti dari kecerdasan spiritual adalah pemahaman tentang kehadiran manusia itu sendiri yang muaranya menjadi ma’rifatkepada Allah swt. Ketika menusia mendapatkan ma’rifat tersebut,maka secara langsung akan dapat mengenalai dirinya sendiri sekaligus mengenal tuhannya, dalam prespeksi islam hal ini merupakan tingkat kecerdasan yang paling tinggi.[1]
  1. Kecerdasan Qalbiyah
Kecerdasan Qolbiyah yang sempurna maka akn menghadirkan kecerdasan agama pada dirinya. Kecedasan agama adalah kecerdasan yang lebih tinggi didalam diri manusia,dan secara langsung seorang tersebut akan melampaui kecerdasan intelektual,kecerdasan emosioanal,kecerdasan spirituall.

E. ETIKA PESERTA DIDIK
Dalam etika peserta didik,peserta didik memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan oleh peserta didik.  Etika pesera  didik adalah sikap yang harus didmiliki dan ditanamkan didalam hati pesera didik agar hidupnya sejalan dengan sebagtai seoramg yang berpendidikan.
Menurut Al-Gozali ada sepuluh kewajiban peserta didik yaitu :
1.      Belajar dengan niat ibadah kepada allah swt.
2.      Bersikap tawadhu (rendah hati)
3.      Menjaga pikiran dan pertentangan yang timbul dari berbagai aliran.
4.      Memp[elajari ilmu=ilmu yang terpuji,baik ukhrahwi maupun duniawi.
5.      Belajar  dengan bertahap,dengan cara memulai dengan pelajaran yang mudah menuju pelajaran yang susah.
6.      Belajar ilmu sampai tuntasuntuk kemudian haru beralih pada ilmu yang lainnya,sehingga anak didik memiliki sepesifikasi ilmu pengetahuan secara mendalam.
7.      Mengenal nilai-nilai ilniah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari.
8.      Memproriataskan ilmu diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi.
9.      Mengenal nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan,yaitu ilmu yang dapat bermanfaat bagi dunia dan akhirat.
10.  Anak didik harus tunduk kepada nasehat pendidik.[2]
Selain itu juga di keterangan lain dikatakan bahwa seorang peserta didik hendaknya
1.      Tawadhu kepada yang punya ilmu
2.      Tawadhu kepada yang memberikan ilmu
3.      Tawadhu kepada ilmu itu sendiri




[1]http//wilkim pedia.org

[2] Abd. Mujid dalam ramayulis,psikologi agama,kalam mulia,Jakarta,2004,hal 98

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Design Blog, Make Online Money